![]() |
Dock: Sutrisno/Warok, Ray MS, Ki Tarka dan Ki Rawin |
Indramayu| Time Global News
Kamis 04/07/2019
Wawancara khusus dengan Ketua Sanggar Aksara Jawa Kidang Pananjung, Gus Ray Mengku Sutentra prihal manuscrip beraksarakan jawa kuna yang dimiliki oleh salah satu warga indramayu.
"Dua tahun silam, kami team Sanggar Aksara Jawa Kidang Pananjung Indramayu (Ki Tarka Hanacarakajawa, Arjuna Ireng Carakan, Abdullah Maulany, Astadharma, MBC Mas Nang Sadewo, berkunjung ke rumah Ibu Dewi yang terletak di Desa Margadadi Kabupaten Indramayu.
Waktu itu atas undangan beliau kami diminta untuk melihat beberapa peninggalan terkait benda cagar budaya. Mas Iskandar Z dan Alm Kang Redon (Al-Fatihah), mengidentifikasi beberapa pusaka tosan aji.
Di antara pusaka tosan aji tersebut ternyata terdapat peninggalan manuskrip kuna. Lalu Ki Tarka (Team SAJA KP) pun serta membaca isi manuskrip tersebut. Di teks Manuskrip tersebut ternyata ditemukan catatan “Sadat Cimanuk dan Sadat Dermayu”. Benda-benda pusaka dan pustaka tersebut adalah warisan dari Ki Reksadipura, buyut Ibu Dewi.
Membaca teks tersebut, kami merasa takjub. Sadat Dermayu memang sebelumnya pernah kami dengar secara tutur lisan meski juga belum tahu pasti tentang bacaannya sedangkan Sadat Cimanuk Saya sendiri baru mendengar dan membaca pertama kalinya saat itu. Atas izin Ibu Dewi dan keluarga kami diperbolehkan untuk mentranslatasi teks Sadat Cimanuk dan Sadat Dermayu tersebut.
Selanjutnya pada moment Hari Jadi Indramayu dalam rangkaian “Tepung Toya”, oleh penggiat Cimanuk Hulu, Tengah, Muara, MBC, SAJA KP, Sadat Cimanuk dan Sadat Dermayu kami bacakan di hadapan Bupati Indramayu Anna Sophanah beserta jajarannya dan masyarakat yang hadir pada prosesi saat itu.
Pembacaan Sadat Cimanuk dan Sadat Dermayu adalah sebagai pembangkit patriotisme terhadap kecintaan pada daerah, Indramayu. Meskipun ada yang kontra dan memaknai pembacaan kedua Sadat tersebut sebagai ritual musrik. Kami berterima kasih atas respon tersebut, tetapi sebaiknya sebelum berpendapat seperti itu silahkan membaca dan merenungi tafsir makna dari ke dua sadat tersebut.
Tepung toya adalah penyatuan air cimanuk dari Hulu (mata air gunung Mandalagiri), tengah (sumedang-majalengka), Muara (Indramayu). Prosesi tepung toya ini bukan hanya sekeder menyatukan tiga sumber mata air Cimanuk tetapi lebih dari pada itu. Tepung toya ini selain mengikat jalinan silaturahmi antara penggiat alam dan budaya yang berada di aliran Cimanuk juga dari sample air yang dibawa dari tiga sumber mata air tersebut dapat sebagai acuan seberapa terkontaminasinya sungai/air yang berada di masing-masing kawasan sungai Cimanuk. dari tiga sample tersebut ternyata air Indramayu jauh lebih keruh dibanding dengan yang lainnya. Keberadaan sungai Cimanuk di Indramyu karena berada muara bukan menjadi alasan pemakluman dengan kondisi kekeruhan sample airnya. Terkait ini perlu juga ada sikap-sikap selanjutnya dari yang terkait.
Sumber Naskah :
Ki Reksadipura, Margadadi – Indramayu
Judul :
Jawokan Dermayu
Alih Aksara & Bahasa :
Ki Tarka Sutarahardja, Ray Mengku Sutentra, S.S, Rawin Rahardjo - Sanggar Aksara Jawa Kidang Pananjung Indramayu
Masukan :
Kang Tinus Disparbud Indramayu, Iskandar Z. Astadharma (Silaturahmi Tosan Aji), Panji TB Pemerhati Budaya, Garut.
1.1 SADAT CIMANUK
Bismillahirrahmannirrahim
Isun angucapaken sadat cimanuk
Betara janur betara gagah prekosa
Betara budhigala ireng
Sang betara drubala putih
Sang betara sudhara putih
Gur arané amadh
Roh ilapi aranéng ilmu
Senyatanéng kudratullah kakasih ki siti wali
Byar padang maripaté ora hana kang hingkang ngaling-ngalingi
Sangsang sun, sun ngambah segara madu
Anna sakudhupéng melati
Ambuné aruma awangi
Kukus namanéng tinjo
Darabakan namaning bening
Gilang-gilang tanana ngadheg
Ratu sari allah
Kanggo ngasih ing wong wangan
Dat héyang kongas sira singa ruteng
Embah sekar gubah
Sadattana ugerjati
Lungguh putung hujung gunung
Sun mentas hing linggar jati
Tés érang badanku allah
Muhamadh badanku allah
Kebut putih araning nyawah
Antel putih sagara sampurna
Nur caya nur iman bawang abang apa rasané
Legi sira sirna isun sampurna
1.2 SADAT DERMAYU
Bismillahirrahman nirrahim
Ingsun ngucapaken sadat dermayu
Iki tegesé bis ana bolem
Sék ana moka
Mas kuncung ana ing angen-angen
Bis putih lungguhing epokéng kembang gedhang
Mil arya kuning lungguhing ures-ures ing kembang gedhang
Mil arya ijo lungguh ing sajroning kembang gedhang
Taralak putih aranéng urip
Ngaksana ing alis
Sirah tandha pendha
Ninimbulaken angin sapu jagat
Narik kencana putih
Tas sil mindrinandri Allah songsong rombyong
Roro wongé paku jati
Paneka nem putih andhika anciké
II. TERJEMAH BEBAS
2.1 Sadat Cimanuk ;
Bismillahirrahmannirrahim
Hamba mengucapkan Sadat Cimanuk. Betara adalah julukan orang yang luhur mulia ; Betara Janur, Betara Gagah Perkasa. Betara Budhigala Ireng, Sang Betara Drubala Putih, Sang Betara Sudhara putih. Gur namanya Amadh [Gur ; suara guruh jumegur, suara yang menggemparkan merubah tatanan akhlak jagat raya adalah Amad, Ahmad – Muhamad]. Roh Ilafi merupakan sebutan nyawa atau disebut juga ratuning nyawa sakabeh, sesungguhnya atas kudratullah yang mengasihi kepada Ki Wali Bumi. Terang benderang penglihatanya, tiada yang menghalang-halangi lagi. Dengan ilmuNya hamba menapaki, berjalan diatas samudra kehidupan serasa manis madu. Ada sekuntum bunga melati kudup, harumnya semerbak mewangi. Kepulan asap membubung alamat meninjau menyampaikan hasrat. Asap dari bara hati yang bening suci, murub mancur benderang tiada berdiri. Raja dari segala raja adalah Allah, yang berbelas kasih kepada wong wangan [balong/danau – lautan manusia].
Ada Dat Eyang Kongas [kénges ; kelindes, tergeleng – kuasa] Ia yang aruteng [rut – mengikat teguh]. Embah Sekar Gubah, sadatana [berikan, lakukanlah] ugerjati [hukum yang benar]. Yang berkedudukan di putung ujung gunung, Aku mendarat di Linggar Jati.
Tes bening suci dari Allah, Muhamad badan Allah. Kebut putih namanya nyawa, Antel [pembakar hasrat] putih suci akan mencapai samudra sempurna. Nur Cahaya Nur Iman, bawang merah [raga/hidup?] bagaimana rasanya? Manis, kamu sirna aku sempurna.
2.1 Sadat Dermayu
Bismillahirrahman nirrahim
Hamba mengucapkan Sadat Dermayu, ini artinya Bis [bismilah.....] adanya bumi bulat. Syeikh adanya moka [seorang Syeikh, berawal dari Mokamad].
Pemikiran cemerlang suci ada dalam sanubari, Bis [bismilah...] putih ruh suci berkedudukan di lapisan jantung manusia. Mil [bismilah....] arya kuning derajat luhur berkedudukan angan-angan diraih dengan cita-cita dan upaya. Mil arya ijo ; agama, pegangan hidup berkedudukan dalam jantung, hakikat kebenaran berada didalamnya. Cahaya putih prilaku suci namanya hidup, pantas dipandang oleh mata sehingga kelak akan bertemu dengan kemulian, dan derajat yang tinggi. Hidup ini hendaknya dapat menerangi jagat, mengajak kembali kepada fitrah kesucian manusia. Tas sil mindrinandri allah [allah akan memberi melimpahkan segala ganjaran kemulian]. Adalah Ibu bapa / ratu – rama sebagai penguat kehidupan. Ibu tangkal rahayu – bapa tangkal darajat. Maka hendaknya Andika duduk pada enam perkara suci.
III. KAJIAN JAWOKAN
Kata Sadat dapat diartikan menjadi ; se-adat, seprilaku, searah. Maksudnya ketika kita mengucapkan Sadat tertentu hendaklah kita mau memahami makna kalimat dan mengamalkanya secara laku nyata dalam kehidupan keseharian. Sebagaimana kebiasaan orang-orang dahulu, tatkala islam masuk yang salah satunya disyaratkan untuk mengucapkan dua kalimah syahadat ialah syahadat tauhid dan rasul. Sadat lokal, juga banyak bermunculan yang dibuat oleh seseorang yang mempunyai daya linuwih diantaranya untuk mengenalkan Agama Islam kepada masyarakat kala itu.
Dalam Sadat Cimanuk menyebutkan Betara / Bathara / Bhattara ialah sebuah gelar yang diperuntukan untuk orang-orang yang luhur, mulia, terhormat seperti ; raja resi, dewa, mahluk halus yang dimuliakan. Gelar Bathara erat kaitannya dengan jabatan/kedudukan pada masa Sunda Kuno.
Gelar jabatan penguasa daerah / Raja daerah yg digunakan zaman Majapahit, menggunakan kata Bathara ring / bhre, misal Bhre Lasem artinya penguasa daerah lasem. Kata Batara Ring disingkat menjadi Bhre yang artinya penguasa di ....... Sadat Dermayu / Cimanuk dibuat dalam konteks Islam, sebab kata Sadat merujuk pada Syahadat. Hanya saja dalam menyebutkan nama-nama leluhur masih tetap menggunakan istilah lama “Bathara” yang masih sangat banyak juga disebut-sebut dalam naskah kuno.
Pada akhir untaian kata dalam Sadat Dermayu menyebutkan ; songsong rombyong, roro wongé paku jati, Paneka nem putih andhika anciké. Bahwa payung rombyong kemuliaan hidup itu berupa dua orang sebagai penguat yang sebenarya, dua orang ini merujuk kepada restu ibu bapak atau kemakmuran negara berada pada kebijakan raja dan ratu. Dan untuk mencapai kemuliaan itu maka hendaklah menjalankan enam patokan suci yang bertalian dengan agama Islam.
IV. KOSA KATA DERMAYU
Andika ; sira, panjenengan
Antel ; antel-antel, urub-urub
Batthara ; wong sing mulia, wong sing terhormat
Betara ; luhur, agung, dewa, gelar keluhuran
Bolem ; bunder, bumi, jagat, bloon, goblog
Épok ; mantok, tlapokan, pelepah
Érang ; putih bening,
Janur ; goDong kelapa enom
Jati ; sejati, kayu jati
Kebut ; santer, angin - ngebutaken ilir-séwét-iket
Kénges ; kalindes, kalindih, kongas
Kukus ; puput, kebul
Legi ; manis
Lungguh ; dodok
Moka ; muka
Ngaksana ; ukiran, sifat
Nur ; cahaya
Paku jati ; pasek, paku kayu
Pendha ;
Putung ; tungtung, ujung?
Ruteng ; rut, belenggu, banda, nyidet kuat-kuat [basa penginyongan, banyumasan]
Sirna ; ilang, musnah
Siti ; bumi, lemah
Songsong rombyong ; payung kabesaran
Taralak ; tralap, semburat, kilatan
Tés ; nétés
Tinjo ; tetilik
Uger ; cengkal – uger-uger lawang, patokan, pedoman
Wangan ; blumbang, balong iwak [basa penginyongan, banyumasan]
Bismillahirrahmannirrahim
Hamba mengucapkan Sadat Cimanuk.
Betara adalah julukan orang yang luhur mulia ; Betara Janur, Betara Gagah Perkasa. Betara Budhigala Ireng, Sang Betara Drubala Putih, Sang Betara Sudhara putih. Gur namanya Amadh [Gur ; suara guruh jumegur, suara yang menggemparkan merubah tatanan akhlak jagat raya adalah Amad, Ahmad – Muhamad]. Roh Ilafi merupakan sebutan nyawa atau disebut juga ratuning nyawa sakabeh, sesungguhnya atas kudratullah yang mengasihi kepada Ki Wali Bumi. Terang benderang penglihatanya, tiada yang menghalang-halangi lagi. Dengan ilmuNya hamba menapaki, berjalan diatas samudra kehidupan serasa manis madu. Ada sekuntum bunga melati kudup, harumnya semerbak mewangi. Kepulan asap membubung alamat meninjau menyampaikan hasrat. Asap dari bara hati yang bening suci, murub mancur benderang tiada berdiri. Raja dari segala raja adalah Allah, yang berbelas kasih kepada wong wangan [balong/danau – lautan manusia].
Ada Dat Eyang Kongas [kénges ; kelindes, tergeleng – kuasa] Ia yang aruteng [rut – mengikat teguh]. Embah Sekar Gubah, sadatana [berikan, lakukanlah] ugerjati [hukum yang benar]. Yang berkedudukan di putung ujung gunung, Aku mendarat di Linggar Jati.
Tes bening suci dari Allah, Muhamad badan Allah. Kebut putih namanya nyawa, Antel [pembakar hasrat] putih suci akan mencapai samudra sempurna. Nur Cahaya Nur Iman, bawang merah [raga/hidup?] bagaimana rasanya? Manis, kamu sirna aku sempurna." jelasnya
Red
0 Komentar