Hot Posts

10/recent/ticker-posts

Kisah : Kegigihan Ustaz Aceng Dalam Mensyiarkan Agama Islam Tanpa Pamrih

Ustaz Aceng Seorang Guru Ngaji Yang Selalu Gigih Memberikan Ilmu kepada santri - santrinya
CIANJUR, timeglobalnews.net - LANTUNAN ayat - ayat suci Alquran terdengar jelas dari dalam sebuah bangunan berukuran sekitar 5x9 meter di Kampung Opang RT 03/01, Desa Sukamanah, Kecamatan Cibeber, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat. Beberapa waktu kemudian muncul seorang lelaki.

Posturnya tak terlalu tinggi. Ia mengenakan peci serta berkaus hitam dengan kemeja yang kancingnya dibuka.

Senyumnya merekah saat mengetahui di luar bangunan itu berdiri sejumlah orang. 

"Assallammuallaikum," ucap lelaki itu sambil menyalami satu per satu orang yang ada di hadapannya.


Ia pun menyapa penuh keramahan dan mempersilakan masuk ke dalam bangunan yang merupakan musala itu. Kami pun duduk bersila di teras musala berlantai semen yang cukup sederhana.

Ya, lelaki itulah yang tadi melantunkan ayat-ayat suci Alquran. Namanya Aceng. Usianya sekitar 38 tahun. Ia biasa dipanggil warga sekitar ustaz Aceng.

Bagi warga sekitar, ustaz Aceng sudah tak asing lagi. Ia yang setiap hari mengurus musala Nurul Hidayah. Meskipun memiliki keterbatasan fisik, tetapi kegigihannya mensyiarkan Islam tak pernah berhenti.

Pun saat Ramadan, setiap petang menjelang magrib, ustaz Aceng mengajari mengaji Alquran anak-anak di kampung itu.

"Mencetak anak pintar mengaji ditentukan juga kesungguhan gurunya mengajar," kata dia.

Di sela perbincangan, ustaz Aceng mengajak melihat-lihat kondisi musala. Ia mengajak masuk ke dalam. Dinding musala dikelilingi papan. Pada bagian depan terdapat ruangan untuk imam. Di sampingnya terdapat alat sound system yang terhubung ke speaker. Bagian lantainya ditutupi karpet warna biru.

"Alhamdulillah, hampir 12 tahun saya mengajari mengaji Alquran anak-anak di sini," jelasnya.

Baginya jadi suatu kebanggaan bisa total mengurus musala sekaligus mengajari anak-anak di kampungnya mengaji Alquran. Apalagi di zaman serba berteknologi, masih ada anak-anak yang mau belajar mengaji Alquran.

"Saya selalu menekankan agar anak-anak jangan melupakan masjid. Mereka tak hanya menunaikan salat saja, tapi juga bisa sambil mengaji. Alhamdulillah, setiap hari biasa saya gembleng mereka membaca Alquran. Misalnya tajwid, qiraat, juz amma, maupun hapalan tentang ilmu fiqih," terang Aceng.

Saat ini santri binaannya sudah mencapai 50 orang dari sebelumnya sebanyak 30 orang. Makin banyaknya anak-anak yang ikut pengajian tak dibarengi ketersediaan sarana dan prasarana memadai. Ruangan yang cukup sempit setidaknya jadi kendala bagi ustaz Aceng memaksimalkan pengajaran Alquran kepada anak-anak.
 
"Apalagi saat Puasa gini, anak-anak sudah pada ngumpul sejak jam 4 sore sambil ngabuburit menunggu bedug magrib," kata dia.

Ustaz Aceng pun menaruh harapan besar adanya donatur yang mau mendonasikan rezeki mereka untuk merenovasi musala. Sehingga nantinya anak-anak bisa lebih leluasa saat mengaji Alquran.

"Mudah-mudahan saja ada yang mau membantu," tandasnya.

Kepala Desa Sukamanah, Dede Devina, mengapresiasi warganya yang ikhlas mengajari anak-anak kampung mengaji Alquran. Namun kondisi itu tak berbanding lurus dengan fasilitas musala yang digunakan sebagai aktivitas beribadah.

"Tentunya saya juga prihatin melihat kondisi musalanya. Sangat sempit. Padahal setiap hari anak-anak di sana berkumpul untuk mengaji," kata Dede.

Dede mengaku akan berupaya membantu mencari bantuan dana merenovasi bangunan musala Nurul Hidayah. Tadinya ia ingin mengalokasikan dana desa untuk membantu renovasi musala, namun terbentur aturan.

"Mudah-mudahan ada donatur yang mau membantu memperbaiki musala itu," tandasnya.




Penulis picture : Najib
Editorial : Dede Rohman

Posting Komentar

0 Komentar