11/02/2019
Indramayu-teamglobalnews.net
Masyarakat penerima bantuan Stimulan perumahan swadaya (BSPS) Desa kalimati kecamatan jatibarang kabupaten indramayu. Mengeluhkan tentang pembangunan rutilahu dan penagihan hutang dari pihak matrial, insan TGN kroscek ke lokasi penerima manfa'at, atas aduan masyarakat desa kalimati" Ternyata benar adanya ada permainan bahan matrial Seperti kayu dolken dan kaso semuanya memakai kualitas rendah, daun pintu dan jendela baru berapa hari sudah pada pecah dan melengkung, juga pemotongan anggaran yang berlebihan
"Secara umum penyaluran Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya (BSPS). 'Program padat karya disektor penyedia'an perumahan seperti Penerima manfa'at terdapat beberapa hal penting yang menyangkut program perumahan swadaya, ke depan perlu mendapat perhatian oleh semua pihak. Berdasarkan data yang ada dari jumlah rumah yang dibangun, 55 unit rumah adalah rumah tanpa swadaya dari penerima manfa'atnya yang memang dibangun oleh LPM dan perangkat desa. Yang perlu pertanyakan kenapa rumah yang tak layak huni harusnya lebih layak pembangunannya dan tanpa memberatkan penerima manfa'at, karena anggaran gede jangan membangun asal jadi asal kelihatan saja diduga ada kongkalingkong di pengurusnya".
Salim" ketua LPM desa kalimati panitia tim fasilitator dari BSPS, sudah beberapa kali ini media datang kerumahnya menurut keluarganya tidak tahu se olah-olah menutupi keberada'an pak salim, Salim ketua LPM desa kalimati Susah ditemui, ada kemungkinan salim sembunyi takut menemui media.
Ketua BPD" Darmaji ditemui dirumahnya, ia menjelaskan" Sebenarnya saya sebagai ketua bpd desa kalimati tidak pernah melibatkan Bpd, padahal Bpd itu sebagai pengawas desa Penting untuk mengawasi kegiatan desa kenapa setiap pekerja'an tentang program desa Bpd tidak pernah dilibatkan apalagi masalah rutilahu dari pusat saya tidak tahu menahu, kata darmaji ketua lembaga pengawas desa ( BPD ) itu katanya..?
"Warga kalimati yang tak mau disebut namanya menjelaskan" Saya sebagai masyarakat kalimati sangat menyesalkan atas pembangunan Rumah tidak layak huni (rutilahu) biaya yang begitu besar bagi masyarakat yang tidak mampu tentunya merasa senang dan bangga karena rumah reotnya dibangun, Tapi sangat disesalkan bagi kami atas nama masyarakat kalimati ternyata sehabis rutilahu yang dibangun ada penagihan dari pihak matrial dan fasilitator pelaksana rutilahu, coba gimana katanya mau membantu masyarakat miskin rutilahu gratis tapi faktanya ditagih, berarti rutilahu itu tidak gratis juga belum biaya buat makan minum tukang kerjanya ratusan ribu untuk kasih makan sungguh sangat memberatkan, kami bersama warga kalimati ber sama-sama menghitung satu persatu bahan yang di bangun untuk rutilahu yang katanya Rp 12.200'000:_ ternyata jauh faktanya cuma dibawah Rp 5.000.000:_ tak disadari anggaran Rp 15.000.000;_ per 1 unit rumah, Desa kalimati ini dapat 55 unit rumah, belum lagi si penerima manfa'at seharusnya senang dapat bantuan gratis malah hutang kesana kemari untuk memberi makan minum dan rokok buat tukangnya.
Ditambahkan" Sebelum pembangunan rutilahu kami semua penerima manfa'at diundang kekantor desa kalimati, untuk membicarakan anggaran dari pusat untuk rutilahu menurutnya anggaran Dari pusat Rp 15.000'000:_ dipotong buat tukang Rp 2.800'000:_ terus buat pembangunan rutilahu 12.200'000:_ terus terang saya sangat menyesalkan terlalu banyak masuk kantong pribadi pengurusnya mementingkan kelompoknya sendiri tidak berpikir jernih uang untuk orang miskin disikat coba aja bayangkan 55 unit rumah dipotong 70% berapa kerugian negara. Mohon tindak tegas banyak kecurangan didesa kalimati kecamatan jatibarang semua penerima manfa'at mengeluh.Tandasnya.
( MT jahol)
0 Komentar