Hot Posts

10/recent/ticker-posts

Warga Sliyeg Menolak Pengeboran Minyak Pertamina


INDRAMAYU-timeglobalnews.net
Pengeboran migas di Desa Sliyeg Kecamatan Sliyeg, Kabupaten Indramayu dikeluhkan dan ditolak oleh warga setempat.

Hal ini disampaikan salah satu tokoh masyarakat dan juga Sekjen ormas LMPI Bung Rudi Lueonadi dan bertempat tinggal di wilayah Kec. Sliyeg  pada tanggal 20 Maret 2019 di kediamannya.

"Karena pengeboran migas itu berada di tengah pemukiman warga dan menimbulkan dampak lingkungan," ungkap pria yang diakrab disapa Bang Rudi itu.

Bang Rudi menilai dalam proses pengurusan dilokasi pengeboran tersebut tidak sesuai aturan dan dikhawatirkan merugikan warga setempat.

''Itu sungguh miris dan sangat riskan sekali dan menurut saya proses pengurugan dalam pelaksanaan pekerjaan yang diduga dilakukan oleh PT. Twika itu tidak sesuai spek. Sebab urugan material berupa tanah yang seharusnya 60 ribu kubik, tapi baru 10 ribu kubik sudah dinyatakan selesai. Dan jenis tanah urugannya juga sama sekali tidak ada tanah merahnya, tapi semuanya tanah hitam" ungkap .

Menurutnya, dalam persoalan pengeboran ini tak hanya faktor dampak lingkungan saja yang ditimbulkan, tapi juga diduga PT. Tiwika tidak memenuhi Standar Opration Prosedur (SOP). "Sehingga membuat warga juga merasa khawatir karena mengingat kejadian blow out yang terjadi di wilayah kecamatan Tukdana Kabupaten Indramayu tahun 2018 kemarin,'' katanya.

Lanjut Bang Rudi, terkait titik minyak yang ada di Desa Segeran, sekitar 28 ribu sampai 30 ribu Itu sama sekali tidak memenuhi corum."karena jarak antara Desa Tambi, Sliyeg, Gadingan, Segeran Utara dan Segeran Selatan akan dilakukan bor miring (Boring)," imbuhnya.

Hal itu, sambung Bang Rudi sangat membahayakan sekali. "Apalagi sebelumnya di Desa Sukaperna Kecamatan Tukdana Bangodua itu sudah ada sekitar 18 sampai 28 titik pengeboran dan yang keluar adalah api, lumpur air, dan gas" tandasnya.

Pihak masyarakat sangat mengkhawatirkan hal tersebut ketika dilakukan bor miring dari Desa Tambi ke Desa Segeran.

"Saya khawatir nanti Indramayu akan mengalami bencana Lapindo ke dua, mengingat Indramayu ini kaya akan minyak dan gas, juga merupakan palung daripada BBM se Indonesia. Kami sebagai warga kecamatan Sliyeg menolak atas pengeboran tersebut," tegasnya.

Bung Rudi menegaskan, pihaknya tidak melarang pihak PT. Tiwika untuk membuka pengeboran sumur minyak baru di lokasi tersebut. Dengan syarat dan ketentuan yang harus disepakati “Jika tidak mau menerima syarat tersebut, silahkan saja cari lokasi lain dan jangan disini,” ungkapnya.

Dikonfirmasi terkait dugaan kongkalikong proyek pengeboran sumur minyak yang berada di Desa Sliyeg yang saat ini kondisinya di bawah sedang kisruh, Camat Sliyeg Wasga Cipto Wibowo mengelak dan seolah-olah menutupinya.

Camat Sliyeg juga membantah saat disinggung terkait pengurugan tanah di lokasi pengeboran sumur minyak, dan mengelak saat dikonfirmasi mengenai pengesahan surat pelepasan hak (SPH) "Kalau terkait SPH itu urusannya notaris," katanya.

Hingga berita ini diturunkan, baik pihak PT. Tiwika serta kepala desa Sliyeg masih belum bisa ditemui terkait keluhan warga yang menolak pengeboran tersebut.

Redaksi

Posting Komentar

0 Komentar